Sabtu, 22 Oktober 2011

Asyiknya Belajar Drama di Kelas

Yeti Islamawati



Siswa-siswa saya, lebih menyukai unjuk kerja dari pada sekedar materi. Mereka seperti sisa energi di kelas jika tidak ada proyek. Sisa energi yang saya maksud di sini, mereka lebih banyak ramai di kelas, sibuk dengan urusan masing-masing. Ujung-ujungnya tidak nyambung dengan materi. Oleh karena itu saya berusaha mencoba cara penyampaian yang pas bagi mereka.
Dalam menyampaikan sebuah materi, saya lebih menyukai menyampaikan satu materi sampai tuntas. Materi drama yang pelajari di kelas, formatnya meliputi:
1.       Pengertian drama
2.       Unsur-unsur dan ciri-ciri drama
3.       Membaca naskah drama
4.       Menganalisis naskah drama
5.       Menyadur cerpen menjadi naskah drama
6.       Menulis naskah drama
7.       Menyunting naskah drama
8.       Mementaskan drama
9.       Mengevaluasi pementasan drama

Untuk poin pertama dan kedua, saya biasa membawa KBBI ke kelas. Saya minta salah seorang anak untuk mencari arti drama dari KBBI. Biasanya mereka saling berebut. Jadi saya lanjutkan penggunaan kamus untuk mencari pengertian dari masing-masing unsur drama sebagai karya yang dipentaskan drama dari KBBI. Misalnya saja pengertian dari:
-       naskah cerita
-       aktor atau pemeran
-       panggung
-       tata lampu
-       ilustrasi
-       kostum dan tata arias
Adapun mengenai ciri-ciri drama, saya sampaikan secara singkat:
-       Adanya dialog atau percakapan yang dilakukan para pelaku drama.
-       Penulisannya menggunakan titik dua (:) untuk memisahkan nama pelaku dan dialognya.
Begitu pula dengan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik karena sudah tidak asing bagi mereka, mengingat sudah sering dipelajari dalam karya sastra yang lain seperti cerpen dan novel.
-       Unsur intrinsik: tema, alur, penokohan, perwatakan,setting,  amanat, sudut pandang
-       Unsur ekstrinsik: latar budaya pengarang, latar pendidikan pengarang
Poin ketiga dan keempat, saya minta mereka membaca naskah drama yang ada di buku paket, dilanjutkan dengan menganalisis drama tersebut. Kemudian kami bahas bersama-sama. Untuk unjuk kerja berikutnya, saya bagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, masing-masing menganalisis teks drama yang berbeda antara kelompok satu dengan yang lain. Ini untuk mengantisipasi kebiasaan contek-menyontek. Nantinya dilanjutkan dengan presentasi masing-masing kelompok. Kelas tidak ada yang mengantuk.
Poin kelima, saya meminta siswa untuk mencari cerita pendek dari koran atau dari majalah. Saya biarkan masing-masing memilih cerita yang diinginkan. Mereka praktek menyadur, berbekal teori yang saya sampaikan sebelumnya. Paling tidak mereka dapat menuliskan dialog-dialog, disertai prolog dan epilog, termasuk petunjuk teknis.
Untuk poin keenam, yaitu menulis naskah drama, sebelumnya saya minta siswa membuat karangan tentang pengalaman hidup yang pernah dialami. Saya hanya memancing dengan pernyataan, “Dalam hidup, kita tentu mempunyai pengalaman yang beraneka warna. Misalnya pengalaman membahagiakan, menyadihkan, mengharukan, membanggakan, mengecewakan, menggelikan, bahkan memalukan.” Kemudian saya minta mereka memilih salah satu untuk kemudian mereka ceritakan. Langkah selanjutnya membiarkan mereka menyadur seperti pada poin sebelumnya.
Untuk poin ketujuh yaitu menyunting naskah drama, saya minta hasil karangan drama mereka ditukarkan untuk dikoreksi oleh teman yang lain. Ini biasanya akan heboh, karena mereka saya perbolehkan menilai hasil karangan drama temannya. Penilaian akhir tentu saja pada saya, selaku gurunya.
Poin kedelapan inilah yang ditunggu siswa-siswa saya. Ibarat mesin diesel sudah cukup panas untuk digunakan. Dari awal saya bahkan sudah memanas-manasi mereka untuk proyek yang ini. Naskah yang dipentaskan adalah naskah buatan mereka sendiri. Tentu saja ini kerja kelompok. Saya biarkan mereka memilih salah satu naskah dari anggota kelompoknya dengan dikembangkan tentunya.
Tahun ini saya mengusulkan kepada kepala sekolah untuk mengizinkan mereka pentas di acara tutup tahun. Alhamdulillah disetujui.
Materi drama diakhiri dengan evaluasi pementasan drama.


4 komentar:

  1. Memang asyik belajar drama di kelas kalau dipandu oleh guru yang memang suka drama (plus kreatif).

    BalasHapus
  2. Semoga kita termasuk guru yang demikian, ya..

    BalasHapus
  3. Tulisan yang bagus, berdasarkan pengalaman praktis. Tp, tulisan poin mengapa ada t-nya ya? :-D

    BalasHapus
  4. Pak Sabjan, terimakasih atas komentar dan masukanya. Akan saya perbaiki.:)

    BalasHapus